Buruknya Jalan dan Talud Masih Jadi Keluhan Warga dalam Reses

Agustus 7, 2018 | [post-views]
7-anggota-dprd-reses-di-langkapura-serap-aspirasi-masyarakat_20180807_160200

Bandar Lampung – Infrastruktur seperti menjadi masalah rutin yang disampaikan masyarakat kepada para wakil rakyat saat melakukan reses di daerah pemiihannya masing-masing. Seperti dalam reses anggota DPRD di darah pemilihan 6 Kecamatan Langkapura, Selasa (7/8/2018).

Hampir sebagian besar masyrakat menyoroti masalah jalan lingkungan mereka, yang berlubang karena belum diasal, tidak ada saluran drainase di wilayahnya, sampai permintaan pembuataan gapura.

“Kami mohon perhatian bapak-bapak agar jalan-jalan lingkungan yang belum terbangun, dan selesai diperbaiki. Seperti Jalan Swadaya V sepanjang 200 meter aspalnya sudah mengelupas,” kata Rohta warga Gunter, saat reses.

Rohta tidak saja menggeluhan soal jalan, tapi soal menginginkan perbaikan talud di Jalan Pagar Alam samping Universitas Saburai tepatnya Gang Surya, karena kawasaan tersebut jika musim hujan kerap banjir, karena taludnya kondisi rusak, dikhawatrikan roboh.

Keluhaan sama disampaikan Faisol warga gunung terang (Gunter) lainnya yang menginginkan pembagunan gapura perumahan gunter, dan pembangunan talud dan saluran drainase di wiayah perumahaan gunter.

Sementara Fauzan warga lainnya meminta DPRD Kota memprioritaskan tidak saja pada pembangunan fisik, tapi mental dan ahlaq, khususnya anak-anak pelajar. Pasalnya kata dia, di daerahnya banyak anak-anak yang kerap mabuk-mabukan menggunakan lem.

“Kami minta DPRD tidak juga prioritaskan pembangunan mental dan ahlak dan agama, karena diwilayah kami anak-anaknya sering mabuk lem, dan sangat meresahkan, sedih kami karena mereka pun pernah ngebobol kas masjid kami harapkan ada pemahaman agama,” ungkap Fauzan.

Menanggapi keluhaan warga tersebut Ketua DPRD Kota Wiyadi yang mewakili anggota DPRD Dapil 6 mengatakan keluhan dan aspirasi masyarakat akan disampaikan ke Satker terkait. Jikapun ada program yang belum terlaksana dikarenakan ada skala prioritas, mana yang harus didahului, dan tidak bisa semua terealisasi karena ada keterbatasan anggaran.

Akan tetapi kata dia, bukan berarti apa yang sudah disampaikan masyrakat itu tidak dialksanakan tapi hanya ditunda, dan akan dilaksanakan di tahun anggaran yang akan datang. “Semua aspirasi dan usulan masyrakat tidak semua terlaksana tapi ada skala prioritas, tapi bukan berarti itu tidak dilakukan hanya ditunda,” kata Wiyadi. ( jal/lan)

Tags in