Dorong Persatuan Pemuda, Klasika Undang OKP Diskusi Publik

November 1, 2018 | [post-views]
IMG-20181101-WA0013

Bandar Lampung – Kelompok Studi Kader (Klasika) menggelar diskusi publik (dialoklasika) dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda. Hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, kini telah memasuki usia ke-90. Acara ini dimaksudkan untuk mengingat, memaknai, dan menjaga spirit perjuangan kaum muda di tahun 1920-an sebagai upaya untuk menentukan arah juang selanjutnya para pemuda milenial dewasa ini.

Acara yang bertajuk “Kaum Muda dan Kebangsaan Yang Kian Hilang Makna” akan digelar pada tanggal 3 November 2018 di rumah ideologi klasika Jl. Sentot Alibasa Gg Pembangunan A5/E No. 121, Sukarame, Bandar Lampung.

Acara ini bertujuan untuk melihat secara mendalam beberapa hal yang sudah kehilangan makna, salah satunya sumpah pemuda.

“Sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan jiwa pemersatu bangsa, semangat dan roh yang menjiwai perjuangan. Namun, melihat sejarah perjalanan bangsa yang panjang dan melelahkan ini, pemuda sekarang menunjukan sisi yang bertolak belakang dengan semangat para pemuda di era 1920-an, ujar Ahmad Mufid Direktur Klasika.

Ahmad Mufid menambahkan, bahwa realitas sosial yang menjangkiti anak-anak muda hari ini sudah semakin jauh dari semangat perjuangan para leluhur bangsa.

“Ketika para pemuda di tahun 1928 yang berhimpun di berbagai organisasi kedaerahan merelakan kepentingan faksionalnya demi kepentingan kolektif kemerdekaan. Kini, pemuda melihat hari sumpah pemuda sebatas seremonial saja. Lewat ‘postingan’ di media sosial semacam Facebook dan Instagram seolah-olah kita telah benar-benar meneruskan perjuangan, padahal hal tersebut semacam ketidakmampuan pemuda dalam melanjutkan perjuangan para leluhur. Seluruh kemajuan teknologi dan informasi telah membawa para pemuda hari ini memaknai perjuangan dengan keliru,” tutur Ahmad Mufid.

Ahmad Mufid melanjutkan, tanpa disadari kemajuan teknologi dan informasi telah membuat kita dalam situasi aman dan nyaman. Kita kehilangan tapi tak merasa ada yang hilang, kita merasa biasa saja di tengah situasi yang tak biasa,” tutup Ahmad Mufid.

Hal serupa juga diutarakan oleh Een Riansyah, penanggung jawab program Klasika. Acara ini kami gelar sebagai upaya untuk melihat secara tajam realitas yang terjadi pada kehidupan anak-anak muda hari ini. Kami melihat ada semacam kebingungan di dalam diri anak-anak muda ditengah kemajuan teknologi dan informasi.

“Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pergerakan yang dimotori oleh pemuda mengalami penurunan, saya melihat ada faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Terlebih, memasuki era modern hari ini, dimana kemajuan teknologi dan informasi membuat para pemuda bersifat sangat individualistik,” tutur Een Riansyah.

Untuk melihat realitas sosial yang terjadi di dalam diri pemuda dan organisasi kepemudaan hari ini, Klasika mengundang seluruh organisasi kepemudaan (OKP) yang berada di Bandar Lampung untuk berdiskusi bersama dalam acara ini. Dialog publik ini akan menghadirkan tiga narasumber untuk mengupas permasalahan yang menjangkiti anak-anak muda dewasa ini. Diantaranya Alexander GB (budayawan dan penggiat teater), Chepry Chaeruman Hutabarat (founder klasika) dan Rudy (Ketua PW Lakpesdam NU Lampung). (rls/red)

Tags in