Flyover Pramuka Patah, Herman HN dan Kontraktor Harus Bertanggungjawab

Maret 15, 2018 | [post-views]
IMG-20180314-WA0034

Bandar Lampung (Biinar.com) – Memalukan. Megaproyek flyover Jl.Pramuka – Indra Bangsawan senilai Rp35 miliyar yang dikerjakan PT. Dewanto Cipta Karya sudah retak meski baru seumur jagung.

Belum genap dua bulan sejak diresmikan pada 25 Januari 2018 lalu, megaproyek flyover Jl.Pramuka – Indra Bangsawan sudah mengalami kerusakan dibeberapa titik. Kerusakan berbentuk patahan dan retakan itu diduga karena tidak profesionalnya rekanan ketika melakukan pekerjaan.

Selain patahan dan retakan, juga terlihat terdapat beberapa sambungan serta bagian beton yang diganjal dengan kayu. Dan beberapa kerusakan tersebut bisa dilihat langsung dengan mata telanjang.

Ketua Komisi III DPRD Bandar Lampung Wahyu Lesmono ketika sidak dengan beberapa anggotanya, Rabu (14/3), mengaku kecewa dengan hasil pekerjaan yang dikerjakan rekanan. Dalam sidak, para wakil rakyat melihat setidaknya terdapat tiga kerusakan parah yang berpotensi mencelakakan masyarakat dan pengguna jalan.

“Ada banyak kerusakan seperti retak dan patah. Ini sangat berbahaya, kami sangat kecewa dengan hasil pembangunan ini,” kata Wahyu Lesmono dihadapan awak media.

Dalam sidak, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menyebut nama Walikota Bandar Lampung (Non aktif) yang juga Calon Gubernur Lampung Herman HN. Dirinya mengatakan, kalau Herman HN tahu hasil pekerjaannya seperti ini pasti akan sangat marah. Karena pembangunan flyover merupakan salah satu program unggulan pemerintah kota di bawah kepemimpinan Herman HN.

Bahkan untuk mewujudkan pembangunan flyover, pemerintah kota Bandar Lampung rela melakukan peminjaman dana kepada PT. SMI. Peminjaman dilakukan, lantaran keuangan pemerintah tengah mengalami difisit.

“Kalau Pak Herman HN tahu pekerjaannya seperti ini pasti marah. Karena pembangunan flyover ini program unggulan Herman HN,” terang Wahyu.

Sementara, Pengawas Lapangan Pembangunan Proyek Flyover Jl.Pramuka – Indera Bangsawan Sutarno mengatakan banyaknya patahan, retakan dan ganjalan kayu yang ada pada pembangunan flyover saat ini bukanlah masalah.

Bukan hanya itu, dirinya juga membantah jika kerusakan pada pembangunan flyover merupakan kesalahan pada proses pekerjaan kontruksi. “Itu tidak apa-apa, tidak ada masalah,” terangnya.

Sebelumnya, pada November 2017 lalu keretakan juga pernah terlihat di flyover Jl.Teuku Umar – Z.A.Pagar Alam. Namun, ketika keretakan heboh dan menjadi isu nasional proyek yang juga dikerjakan PT. Dewanto Cipta Karya masih dalam tahap pembangunan dan belum serah terima dengan pemerintah.

Bahkan, kendati demikian sampai hari ini belum ada upaya dari aparat penegak hukum untuk melakukan pembuktian terbalik apakah terdapat indikasi penyimpangan yang berpotensi merugikan keuangan negara atau tidak. (jal/lan)

 

Posted in
Tags in