Waspada atau Porak Poranda, Nasdem Lampung Diterjang Badai

Februari 16, 2022 | [post-views]
Nasdem

Pagi tadi, sekira pukul 09.00 WIB perlahan kubuka hand phone ku. Apa yang telah saya  prediksi sungguh terjadi. Beberapa media online di Provinsi Lampung akhirnya menerbitkan berita terkait kesalahpahaman antara dua pemuda di South Bank, salah satu coffe ternama di Bandar Lampung. Akhirnya kesalahpahaman tersebut bermuara pada pelaporan di Polresta Bandar Lampung.

Sepertinya pemberitaan terkait kasus kesalahpahaman tersebut tidak menarik bagi para pewarta. Tetapi reportasenya justru berfokus pada isu liar terkait dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh Politisi Nasdem Fauzan Sibron. Membaca pemberitaan tersebut saya hanya tersenyum simpul, dalam hati saya bergumam “oknum-oknum pewarta memang memiliki ribuan cara untuk mengonversi berita menjadi alat tukar. Konfirmasi hanyalah ikhtiar untuk membuka peluang negosiasi, agar informasi yang sifatnya hanya dugaan dapat diolah menjadi rupiah. Tetapi ini hanya perbuatan oknum saja. Saya tidak menggeneralisasi.

Kemudian, mengapa saya tetap tersenyum membaca lanjutan berita terkait dugaan pelecehan seksual yang bermuatan fitnah keji terhadap Fauzan Sibron tersebut, karena saya tau bahwa para oknum wartawan tersebut diduga hanyalah peluru yang ditembakan oleh shadow man (pihak eksternal) untuk merusak citera Partai Nasdem. Ada juga oknum pewarta yang juga patut diduga keras dikirim bak santet oleh second hand (pihak internal) untuk merusak nama baik Sekretaris DPD Partai Nasdem Provinsi Lampung Fauzan Sibron. Mungkin para pembaca menilai apa yang saya tulis ini hanya fiksi atau dugaan semata, itu tidak masalah. Tetapi saya hanya ingin berbagi informasi, bahwa beberapa hari sebelum berita terkait dugaan pelecehan tersebut terbit, ada shadow man yang menghubungi saya untuk memakai jasa saya sebagai jurnalis.Targetnya apa? Menebang bung Fauzan Sibron dari posisinya sebagai Sekretaris Nasdem Provinsi Lampung. Tentu tawaran tersebut saya tolak dengan berbagai macam pertimbangan nurani.

Selanjutnya, ini alasan ke tiga saya mengapa saya masih tetap tersenyum membaca paragrap lanjutan terkait berita dugaan pelecehan tersebut, karena dalam mencari informasi saya selalu mengejar sumber utama. Bukan katanya. Mengapa pada kalimat sebelumnya saya berani menggunakan diksi fitnah keji untuk menilai informasi liar terkait dugaan pelecehan tersebut. Pertama, alasanya karena saya langsung konfirmasi dengan Bung Fauzan Sibron. Beliau membantah. Tegas dia katakan bahwa dirinya tidak berada di lokasi, apa lagi melecehkan orang lain. Kedua, Saya tanya pada Romi terduga yang memukul Syahrial Yusuf temannya Fani yang konon katanya menjadi korban pelecehan. Romi menegaskan bahwa saat terjadi kesalahpahaman antara dirinya dengan Syahrial Yusuf , Bung Fauzan tidak ada di lokasi.

Ketiga, sumber informasi terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Bung Fauzan Sibron terhadap Fani, adalah pengakuan Fani. Kemudian pengakuan Fani tersebut dibuat rilis dan disebar oleh salah satu LSM dengan inisial I pada awak media. Faktanya, saat teman-teman wartawan melakukan wawancara dengan saudara Fani, dan saudara Fani ditanya apakah dia mengenal sosok Fauzan Sibron, Fani menjawab tidak. Lantas mengapa Fani menuduh  Fauzan Sibron melakukan pelecehan? Fani menjawab “teman saya Syahrial Yusuf yang menjadi korban pemukulan saudara Romi mengenal Fauzan Sibron”. Atas pengakuan Fani dalam rekaman tersebut, saya berkeliling mencari informasi terkait Syahrial Yusuf. Akhirnya saya dapat berkomunikasi dengan dia. Dan saya tanya apakah pada saat terjadi kesalahpahaman antara dia dengan Romi di lokasi ada Bung Fauzan, Syahrial Yusuf menjawab hanya ada kami berdua, tidak ada Bang Fauzan Sibron. Jadi, menganalisa ketiga alasan tersebut saya simpulkan bahwa kasus dugaan pelecehan tersebut adalah fitnah keji. Logis kan!

Tetapi apapun itu, setiap orang memiliki hak untuk beropini dan menyimpulkan suatu masalah berdasarkan keinginannya masing-masing. Bagi saya, yang lebih menarik adalah mendiagnosis masalah di balik masalah. Mendiagnosis selain ada batu ada apa saja di balik udang. Mendiagnosis ada grand design apa yang dilakukan pihak eksternal untuk menghancurkan citra Partai Nasdem Provinsi Lampung dengan menjadikan Bung Fauzan Sibron sebagai sasaran tembak. Mendiagnosis strategi pihak eksternal yang dengan mudah memanfaatkan pihak internal Nasdem utntuk menghancurkan Nasdem dari dalam. Mendiagnosis upaya pihak-pihak eksternal dengan memanfaatkan pihak internal untuk menebang Bung Fauzan dari jabatannya sebagai Sekretaris Nasdem. Besar harapan pihak eksternal akan terjadi konflik antara sesama kader Nasdem. Sehingga Kader Nasdem yang solid terpecah menjadi beberapa faksi. Akibatnya energi habis karena terus berkonflik, tanpa memikirkan strategi dan agenda partai ke depan.

Terkait hal ini, saya yakin Ketua Umum Partai Nasdem Bapak Surya Paloh akan bijak bersikap. Beliau adalah politisi ulung yang mahir dalam menyusun strategi. Beliau tidak akan tinggal diam jika partainya diobok-obok pihak lain. Kemudian sayapun yakin ketua DPD Nasdem Provinsi Lampung Bapak Herman HN juga akan menyikapi permasalahan ini dengan arif dan bijaksana. Beliau adalah politisi dan mantan birokrat yang visioner serta memiliki interpersonality sempurna. Saya yakin Pak Herman HN mengetahui bahwa isu negatif yang membelit Fauzan Sibron hanyalah manuver dari lawan politik, untuk mengacaukan konsentrasi Nasdem yang saat ini popularitas dan elektabilitasnya terus meroket. Sebaiknya kader Nasdem merapatkan barisan, bersatu padu. Bahteramu saat ini tengah dihantam badai.

Lantas bagai mana dengan Fani? Saya hanya mengingatkan. Dirimu masih muda. Masa depanmu masih panjang. Jangan mau dimanfaatkan orang lain. Terlebih jika hanya gegara diiming-imingi uang tak seberapa. Ingat, jangan karena dimanfaatkan orang lain dirimu mengorbankan masa depan dan mengorbankan nama baik keluargamu. Sayangilah ayah dan ibumu. Jangan buat malu mereka. Semoga dek Fani selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah. Semoga ayah dan ibu dek Fani selalu Allah berikan perlindungan dari berbagai mara bahaya, baik di dunia dan di akhirat.

Bersambung………..

(Erlan Heryanto)        

 

Posted in ,
Tags in