Lampung Selatan – Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) An Nur, Jatiagung, Lampung Selatan, Andy Warisno enggan menemui massa aksi yang menuntut pelunasan dana Rp1,2 miliyar atas pemesanan Kotak Koin NU yang dipesannya ketika menjabat Direktur Koin NU.
Bahkan, orang nomor satu di STAI An Nur itu tidak peduli meski agenda Yudisium di kampus yang dipimpinnya bubar lantaran adanya Aksi Demo dari ratusan pelaku UMKM.
Mantan Ketua PGHM Lampung itu justru menyerang Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, dan meminta PWNU ikut bertanggungjawab atas hutang pemesanan Kotak Koin NU kepada Gabungan UMKM Athariz Gemilang tersebut.
“Kami tidak pernah ada kesepakatan dengan PWNU atau PW Laziznu Lampung. Kami hanya menerima pesanan dari Andy Warisno. Jadi kami menagih kepada Andy Warisno,” kata Koordinator Aksi Demo, Muhlisin dalam orasinya, Sabtu (29/08/2020).
Andy Warisno, lanjut Muhlisin, harus segera merealisasikan hutang senilai 1,2 miliyar kepada para pengrajin kayu yang tergabung dalam Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM) Athariz Gemilang. Pasalnya, Andy Warisno belum melakukan pelunasan atas 1 juta Kotak Koin NU yang dipesannya kepada gabungan UMKM tersebut.
“Terkait ada persoalan di tubuh PWNU, Lazisnu dengan program Koin NU, kami tidak tahu menahu. Kami hanya menagih hak kami,” tegasnya.
Pantauan jarrakposlampung.com di lapangan, ratusan pelaku UMKM yang tergabung dalam kelompok UMKM Athariz Gemilang menggeruduk kediaman Rektor STAI An Nur yang berada di komplek Kampus STAI An Nur, Jatiagung, Lampung Selatan.
Massa aksi melakukan orasi secara bergantian dan membentangkan spanduk bertuliskan ‘Andy Warisno Bayar Kotak Yang Anda Pesan, Laki-laki Omongannya Harus Bisa Dipegang’.
Sampai massa aksi membubarkan diri, Andy Warisno tak kunjung menemui para pendemo. Padahal, menurut informasi Andy Warisno berada di dalam ruangannya. (*/lan)