Bandar Lampung – Ketua Umum Partai Hanura Osman Sapta Odang (OSO) Wajib mengevaluasi kinerja Ketua DPD Hanura Lampung Ali Darawan dan Ketua Bina Wilayah Lampung Pranyoto Ateng.
Hal tersebut harus dilakukan mengingat adanya gejolak dan konflik di tubuh partai Hanura Lampung yang dapat membuat partai ini akan semakin terpuruk. Bahkan, jika tidak segera di ambil sikap tegas oleh Osman Sapta Odang, maka Partai Hanura Lampung akan terdegradasi from Hero to zero.
Demikian ditegaskan 13 DPC Partai Hanura se Lampung yang diwakili oleh Sekretaris DPC Hanura Bandar Lampung Irwan Wilantara di Warung Sudirman, Pahoman, Bandar Lampung, Senin 24 Agustus 2020.
Menurut Irwan, Ali Darmawan dan Pranyoto Ateng dinilai tidak mampu berkoordinasi dengan baik dengan seluruh DPC Partai Hanura se-Provinsi Lampung. Akibatnya, terjadi kebuntuan komunikasi yang mengakibatkan terjadi konflik sesama kader Partai Hanura yang telah mati-matian berjuang di lapangan.
“Yang kami sesalkan adalah prosesnya. Mengapa dalam menetapkan ketua DPD dan DPC tidak melalui mekanisme yang benar sesuai dengan AD/ART yakni musyawarah daerah atau musyawarah cabang, tapi DPP malah melakukan penunjukan. Misalnya DPP menunjuk Ali Darmawan sebagai Ketua DPD Hanura Lampung, yang semestinya harus melalui musyawarah Daerah,” paparnya.
Kemudian, sambung Irwan, kesalahan juga terjadi dalam penentuan ketua-ketua DPC se Lampung, tidak dilakukan melalui musyawarah cabang, tapi hanya berdasarkan penunjukan oleh Ali Darmawan yang direstui oleh DPP.
“Jadi Ali Darmawan dan Pranyoto Ateng semau-maunya saja menunjuk ketua DPC yang baru, dan membuang ketua yang lama. Tanpa mempertimbangkan rekam jejak mereka, bahkan ada ketua DPC yang baru ditunjuk tidak memiliki kartu tanda anggota (KTA) Partai Hanura. Sementara ketua-ketua DPC yang lama, yang sudah berjuang mati-matian membesarkan partai dibuang bagaikan sampah,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Tanggamus Adriany M. Nainggolan juga turut mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Ali Darmawan dan Pranyoto Ateng.
Menurutnya, tanpa mekanisme yang benar dirinya diberhentikan dan diganti dengan orang yang bukan kader partai.
“SK saya masih baru, diterbitkan Desember 2019. Kami ini ketua-ketua DPC yang diberhentikan oleh Ali Wardana adalah orang-orang yang dulu berjibaku berjuang menjadikan Pak OSO jadi Ketua Umum Hanura. Sementara orang-orang yang ditunjuk menggantikan kami adalah orang-orang yang dulu memosi tidak percaya Pak OSO, misalnya ketua DPC Lampung Selatan Budi Santoso. Kemudian Zulfikar Nurdin, dulu dia memosi pak OSO. Kemudian sebagian besar pengurus DPD Hanura Lampung saat ini adalah orang-orang yang memosi pak OSO,” tegasnya.
Ditambahkan oleh Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Pesawaran Zulkapeta Heri, dirinya dan teman-teman berharap agar Pak OSO mempertimbangkan kembali posisi Ali Darmawan dan Pranyoto Ateng.
“Pranyoto Ateng kan bukan orang Lampung, jadi dia tidak tau peta wilayah dan karakteristik orang Lampung. Kami berharap Pak OSO mengganti Ali Darmawan dan Pranyoto Ateng dengan orang yang lebih baik dan lebih mumpuni membesarkan partai Hanura di Lampung,” harapnya.
Zulkapeta melanjutkan, dirinya dan rekan-rekan berharap agar kiranya OSO dapat mengakomodir aspirasi yang mereka sampaikan.
“Kami berharap Pak OSO bisa bijaksana. Mohon kiranya mendengarkan dan mempertimbangkan harapan kami ini. Jika tidak, maka kami DPC dan PAC akan mengundurkan diri secara masal dari keanggotaan Partai Hanura Lampung,” pintanya tegas.
Dalam konferensi pers tersebut, hadir 11 Ketua DPC Partai Hanura se Lampung, diantaranya Ketua DPC Bandar Lampung Haritszyah, Ketua DPC Pesawaran Zulkaveta Heri, Sekretaris DPC Kota Balam Irwan Wilantara, Ketua DPC Tanggamus Adriany.M Nainggolan, Ketua DPC Lampung Timur Cahyadi Nata, Sekretaris Tulangbawang Nova Arianto, Ketua DPC Lampung Tengah Bahtiar dan Sekretaris DPC Pesisir Barat Zaini. (erlan)